Sebagai orangtua salah satu tanggung jawab kami adalah untuk membesarkan dan mendidik anak. Demi masa depan anak, tentu saja kami pun berkeinginan agar anak-anak kami selalu mendapatkan pendidikan yang terbaik. Kami menyadari bahwa di Indonesia saat ini, pendidikan akan membutuhkan biaya yang cukup besar dari porsi pengeluaran kami.
Sebagai bahan referensi mengenai biaya pendidikan anak, saya berikan rincian kasar biaya masuk tahun 2019 di SD swasta tempat anak saya bersekolah, yaitu sebagai berikut:
Rp 17.000.000 untuk uang pangkal, Rp 1.500.000 untuk uang SPP serta Rp 3.500.000 untuk uang kegiatan selama satu tahun, lalu untuk seragam (paket lengkap seragam Senin – Jumat) kurang lebih Rp 900.000. Saat anak saya mulai bersekolah di sekolah dasar pada tahun 2017, uang pangkal masih senilai Rp 11.000.000 dan uang SPP sebesar Rp 1.150.000. Bayangkan berapa biaya pendidikan yang harus ditanggung apabila jumlah biaya pada tahun ini ditambahkan dengan laju inflasi sekitar 10% per tahun. Pastinya jumlah biaya yang harus dikeluarkan akan membuat jantung lebih berdebar-debar jika kita tidak memiliki cukup dana untuk membiayai pendidikan anak.
Tentu saja biaya masuk sekolah akan berbeda di satu tempat dengan tempat lainnya. Bahkan beberapa sekolah swasta di Jabodetabek, khususnya yang menerapkan sistem pendidikan berbasis Montessori, Cambridge ataupun National Plus memiliki biaya lebih tinggi dari yang sudah saya sampaikan di atas. Jumlah atau besaran biaya pendidikan juga disesuaikan berdasar pada jenjang pendidikan. Semakin tinggi jenjang pendidikan, maka biayanya pun akan semakin meningkat.
Terlepas dari segi biaya dan pilihan untuk menyekolahkan anak di sekolah negeri atau di sekolah swasta, untuk menunjang kebutuhan pendidikan anak, ada pula biaya lain yang tetap harus kami pertimbangkan. Salah satu contohnya adalah biaya untuk les tambahan, buku pelajaran dan lain-lain. Dengan banyaknya komponen dalam perhitungan biaya pendidikan inilah yang menjadi fokus utama kami, untuk memberikan tidak hanya pendidikan yang terbaik namun juga merencanakan dan mempersiapkan dana pendidikan sebaik mungkin agar dapat mencukupi semua biaya yang dibutuhkan anak-anak kami kelak.
Dari berbagai sumber yang saya ketahui, untuk merencanakan dan mempersiapkan dana pendidikan, lakukanlah survey untuk mengetahui terlebih dahulu estimasi biaya sekolah yang kita tuju. Lalu buat perhitungan untuk anggaran/budget dana pendidikan anak sesuai masing-masing jenjang pendidikan. Untuk mencapai target dana pendidikan tersebut, terlebih bagi orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah swasta, jika hanya mengandalkan dana tabungan saja akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Walau resiko yang ditanggung apabila kita menyimpan dana di tabungan termasuk dalam kategori resiko rendah.
Kemudian cara lain untuk memenuhi target dana pendidikan bisa juga dilakukan melalui investasi reksadana. Cara ini lebih agresif dalam mencapai target dana pendidikan tapi perlu diingat bahwa resikonya juga cukup tinggi. Untuk pembelian perdana produk reksadana ini, bisa dilakukan dengan mendatangi langsung bank terdekat ataupun ke manajemen investasi. Lalu untuk selanjutnya, apabila kita mau menambah dana pada reksadana yang kita miliki, di beberapa bank saat ini juga tersedia layanan auto installment dengan jangka waktu cicilan/installment yang bisa kita sesuaikan.
Dengan metode yang sudah saya sebutkan diatas, kita mengetahui bahwa dana pendidikan tersebut ditambahkan secara berkala dan secara langsung oleh kita sendiri. Kalau kita tidak menambahkan dana tersebut, maka saldo tabungan ataupun nilai investasi reksadana kita tentu tidak akan meningkat, yang akhirnya berdampak pada tidak berhasilnya pencapaian target dana pendidikan anak.
Lalu yang menjadi perhatian saya selanjutnya adalah, bagaimana jika di suatu hari terjadi hal-hal tidak terduga pada kami sehingga berdampak pada kondisi finansial keluarga atau sumber pemasukan kami, termasuk untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan anak. Hal ini membuat saya berpikir, selain melakukan cara-cara diatas untuk mencapai target dana pendidikan, saya merasa perlu mencari dan memiliki proteksi untuk diri serta untuk dana pendidikan anak.
Di saat inilah asuransi pendidikan mempunyai peranan penting dalam hal biaya pendidikan anak. Karena selain membantu mencapai target dana pendidikan, prinsip asuransi pendidikan juga dapat memberikan manfaat proteksi jika terjadi sesuatu hal terhadap orang tua sebagai penanggung jawab anak dan pencari nafkah keluarga. Contoh hal-hal yang tersebut adalah apabila orang tua menderita sakit /critical illness sehingga tidak memungkinkan untuk mencari nafkah ataupun apabila orangtua meninggal dunia.
Di saat terjadi hal demikian dan kita sudah memiliki asuransi pendidikan dengan proteksi yang memadai, maka kita tidak perlu khawatir untuk pemenuhan dana pendidikan anak, karena dana tersebut otomatis dapat kita cairkan sesuai dengan aturan pencairan dana asuransi yang kita miliki. Pos pengeluaran untuk biaya pendidikan pun dapat kita salurkan untuk pemenuhan kebutuhan lainnya. Dalam situasi seperti ini, asuransi pendidikan menjamin terpenuhinya kebutuhan pendidikan anak di masa depan serta bersifat seperti jaring pengaman baik terhadap anak maupun orang tua.
Oleh karena itu, metode kepemilikan asuransi pendidikan ini menurut saya cocok diterapkan oleh keluarga yang memiliki kondisi keuangan seperti keluarga saya, yaitu yang saat ini hanya bergantung pada satu sumber penghasilan. Untuk resiko investasi dengan cara memiliki asuransi pendidikan juga termasuk dalam kategori beresiko rendah namun hasil yang didapatkan lebih tinggi dibandingkan dengan menabung biasa.
Lalu kapankah waktu yang ideal untuk mendaftarkan anak ke dalam program asuransi pendidikan ini? Memiliki asuransi pendidikan memang sebaiknya dimulai sejak anak usia dini. Alasannya adalah agar nilai premi asuransi yang dibayarkan tidak terlalu besar serta hasil dan manfaat asuransi tersebut pun dapat tercapai secara maksimal. Saat ini, banyak perusahaan asuransi yang menawarkan produk-produk unggulannya termasuk untuk asuransi pendidikan. Dengan banyaknya produk asuransi pendidikan di luar sana, orang tua bisa leluasa mencari tahu dan memilih produk yang tepat.
Yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk memiliki asuransi pendidikan anak adalah
– Cermati dan analisa kondisi keuangan keluarga terlebih dahulu untuk menentukan berapa besar uang yang dapat disisihkan untuk membayar premi asuransi serta jangka waktu pertanggungan asuransi.
– Pilihlah produk asuransi pendidikan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keluarga. Ada asuransi yang memiliki ketentuan pencairan dana pendidikan secara berkala berdasar pada masing-masing jenjang pendidikan, ada pula yang memiliki ketentuan pencairan dana satu kali dalam satu waktu berdasar pada kesepakatan antara nasabah dan perusahaan asuransi.
– Diskusikan secara seksama dengan agen asuransi ataupun perencana keuangan, agar kita dapat menentukan produk yang sesuai.
Dalam masa pengumpulan informasi mengenai produk-produk asuransi pendidikan serta disesuaikan dengan kebutuhan keluarga kami, saya pun tertarik dengan produk yang dimiliki oleh asuransi Sequis. Sequis mempunyai produk asuransi pendidikan yang beragam, menarik dan tentu saja sangat relevan untuk dimiliki oleh keluarga saat ini. Produk-produknya yaitu, asuransi pendidikan TelePro Beasiswa Berjangka, Edu Plus, Sequis EduPlan Insurance, Sequis EduPlan, Sequis Global EduPlan Insurance. Untuk informasi selengkapnya mengenai produk asuransi pendidikan Sequis, bisa dilihat melalui website mereka, disini.
Salah satu produk asuransi pendidikan yang dimiliki oleh Sequis, yaitu TelePro Beasiswa Berjangka, menawarkan nilai premi mulai dari Rp 6.500 per hari, yang tentunya nilai ini sangat terjangkau. Setelah mengetahui informasi mengenai salah satu produk asuransi Sequis tersebut, apakah ibu-ibu dan bapak-bapak masih menganggap asuransi pendidikan itu mahal? Kalau menjawab iya, mari kita telaah gaya hidup masing-masing. Apabila dalam satu hari, Ibu dan Bapak rela menghabiskan uang sekitar Rp 50.000 – Rp 80.000 untuk secangkir kopi atau jajanan lainnya, maka mengumpulkan uang senilai Rp 6.500 per hari dan dengan tujuan untuk masa depan anak, saya rasa dapat dengan mudah dilakukan, bukan?
Memberikan hak anak untuk memperoleh pendidikan yang layak ibarat menjamin kehidupannya di masa depan. Resiko bisa terjadi tiba-tiba, sesuatu yang kita pikir akan memadai dan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini, mungkin tidak akan mencukupi di masa yang akan datang. Jadi mari kita bijak dalam merencanakan dan mempersiapkan dana pendidikan anak-anak kita. Saya juga ikut menyemangati diri sendiri agar dapat terus memberikan yang terbaik untuk anak-anak, terutama dalam hal pendidikan.
There are no comments